Thursday, January 16, 2014

Buku Teks



BAB V

BUKU TEKS

Indikator :
-          Menjelaskan pengertian tentang buku teks
-          Mengidentifikasi isi buku teks
-          Menjabarkan ciri – ciri buku teks

1.    Pengertian Buku Teks
Buku teks memiliki beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa sumber, antara lain :
a.    Pengertian buku teks menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 2 Tahun 2008, yaitu :
1)   Pasal 1 : “ Buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan”.
2)   Pasal 4 ayat (1) : “  Buku teks pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan pakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan”.
3)   Pasal 10 ayat (1) : “Satuan pendidikan dasar dan menngah menetapkan masa pakai buku teks sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sesingkat-singkatnya 5 tahun”.
b.    Pengertian buku teks menurut para ahli, yaitu :
1)   Hall-Quest tahun 1915 mengatakan bahwa “Buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang disusun buat  maksud-maksud dan tujuan-tujuan intruksional”.
2)   Lange tahun 1940 mengatakan bahwa “Buku teks adalah buku standar atau buku setiap cabang khusus studi dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok atau utama dan suplemen atau tambahan”.
3)   Bacon tahun 1935 mengatakan bahwa “Buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi”.
4)   Buckningham tahun 1958 mengatakan bahwa “ Buku teks adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan diperguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dalam pengertian modern dan yang umum dipahami”.


Dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pembelajaran yang dinilai kelayakan pakainya terlebih dahulu oleh Badan Standar Nasional Pendidikan yang masa pakainya dalam pasal 5 sesingkat-singkatnya 5 tahun.
Jika belum mampu mengembangkan bahan ajar sendiri, kebijakan sekolah mengharuskan guru untuk memberlakukan satu buku teks bagi siswa-siswanya. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh guru atau sekolah terkait bagaimana memilih buku teks, antara lain :
1.  Harga buku.
2.  Ketersediaan buku di pasaran.
3.  Desain dan tata wajah buku.
4.  Metodologi pembelajaran yang dipakai.
5.  Keterampilan bahasa.
6.  Urutan-urutan silabus.
7.  Topik-topik yang dipilih.
8.  Buku mengandung atau tidak unsur diskriminasi terkait SARA atau gender.
9.  Ketersediaan dan kwalitas buku panduan guru (teacher’s guide).
Buku teks atau buku pelajaran berisi informasi tentang ilmu pengetahuan atau pelajaran tertentu mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Buku teks ini termasuk dalam golongan nonfiksi. Buku teks sering dipergunakan oleh para ilmuwan untuk menyebarkan hasil penelitian atau penemuan mereka.

2.    Identifikasi Isi Buku Teks
Sebelum kita mmenggunakan buku teks sebagai acuan dan sebagai alat Bantu dalam kegiatan belajar mengajar kita harus memilih buku teks yang berkwalitas dan memiliki kelayakan yang baik.
Kita dapat mengidentifikasikan isi dari buku teks tersebut dengan mengacu pada kriteria-kriteria standar untuk menyusun maupun memilih buku teks agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
Kriteria-kriteria standar untuk mengidentifikasikan buku teks adalah :
a.  Standar kelayakan isi, sebagai berikut :
1)   Buku teks pelajaran yang baik seharusnya berisi materi yang mendukung tercapainya SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) dari mata pelajaran tersebut.
2)   Kelayakan isi buku teks pelajaran dapat dinilai dari :
a)    Kelengkapan materi.
b)   Keluasan.
c)    Kedalaman.
3) SK-SD tidak dituliskan secara eksplisit di dalam buku teks.
    4) Kedalaman materi yaitu uraian materi mendukung tercapainya minimum KD dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik.
    5) Keluasan materi yaitu materi yang disajikan mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Dasar (KD) dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik.
b. Standar kelayakan bahasa yaitu sebagai berikut :
1)   Ditulis mengikuti kaidah Bahasa Indonesia dan peristilahan yang benar dan jelas.
2)   Sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Jenjang Pendidikan Peserta Didik.
3)   Komunikatif.
4)   Runtut dan memiliki kesatuan gagasan.
c.  Standar kelayakan penyajian yaitu sebagai berikut :
1)   Organisasi penyajian umum.
2)   Organisasi penyajian per bab.
3)   Mempertimbangkan kebermaknaan dan kebermanfaatan.
4)   Melibatkan siswa secara aktif.
5)   Mengembangkan proses pembentukan pengetahuan.
6)   Variasi dalam cara penyampaian informasi.
7)   Kemampuan meningkatkan kualitas pembelajaran.
8)   Memperhatikan kode etik dan hak cipta.

3.    Ciri-ciri Buku Teks
Ciri-ciri buku teks yang baik adalah sebagai berikut :
a.       Mengasumsikan minat dari pembaca.
b.      Dirancang untuk dipasarkan secara luas.
c.       Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional.
d.      Disusun secara linear.
e.       Struktur berdasarkan logika.
f.       Belum tentu memberikan latihan.
g.      Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa.
h.      Belum tentu memberikan rangkuman.
i.        Sangat padat
j.        Tidak memiliki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca.
Ada beberapa alasan mengapa buku teks ( dalam hal ini buku paket) menjadi alternartif strategis-akseleratif pembangunan kembali dunia pendidikan Indonesia yang sudah bangkrut:
1.     Kwalitas guru yang sebagian besar tidak memadai. Sudah menjadi pengakuan umum bahwa rendahnya kwalitas guru Indonesia karena beberapa sebab yang memang tidak kondusif bagi mereka untuk berkembang dan profesional dalam bidangnya adalah salah satu titik lemah pendidikan nasional. Rendahnya mutu guru salah satunya disebabkan oleh masih adanya angka guru mismatch dan underqualified yang realtif tinggi. Beberapa usaha telah dilakukan untuk meningktakan profesionalisme guru seperti in-service training, sertifikasi, atau bahkan program pascasarjana. Tetapi usaha semacam ini disamping sulit menjamin kwalitas hasilnya juga membutuhkan biaya besar dan waktu lama.
2.     Seperti yang diungkap di atas, buku paket merupakan satu-satunya buku rujukan yang dapat diakses oleh hampir seluruh siswa bahkan juga oleh sebagian besar guru. Tragis sekali bila satu-satunya sumber belajar yang bisa diakses siswa ini tidak ditangani secara serius. Disamping itu seperti yang ditunjukan oleh laporan International Education Achievement tahun 1999, minat baca siswa di sekolah-sekolah Indonesia menempati nomor dua terakhir dari 39 negara yang survei. Tentunya keadaanya akan semakin parah bila minat baca siswa yang minim tersebut diperburuk oleh rendahnya kwalitas buku pegangan yang menjadi satu-satunya buku bacaan mereka. Mereka bisa jadi kehilangan minat terhadap buku.
Kelemahan buku-buku teks yang banyak beredar setidaknya mancakup empat hal yaitu isi, bahasa dan ilustrasi, metodologi penulisan, dan strategi indexing.
1.    Isi
Seperti disinggung di atas masalah isi mengandung dua cacatatan pokok yaitu terlalu banyak yang kadaluwarsa dan karena itu menyesatkan, sebab sudah tidak sesuai dengan penemuan-penemuan mutakhir. Hal ini setidaknya juga bisa dilihat dari referensi lama yang dipergunakan. Pengakuan para penyusun buku seperti diungkap Supriadi patut mendapat catatan para penyusun bukannya menulis buku baru dengan referensi yang baru pula, melainkan menata ulang, mengemas kembali, atau merakit kembali materi-materi ang telah ada dalam buku-buku sebelumnya. Maka yang terjadi sebenarnya adalah reproduksi ulang kesalahan-kesalahan sebelumnya dengan kemasan baru.
2.    Bahasa dan Ilustrasi
Dari segi bahasa dan ilustrasi kelemahan menonjol buku-buku teks adalah penggunaan bahasa dan ilustrasi yang tidak komunikatif sehingga tidak berhasil menyampaikan pesan inti buku.
3.    Metodologi Penulisan
Dari segi metodologi penulisan dapat dilihat dari tidak adanya nuansa yang bisa menggugah kesadaran afektif-emosional siswa, terutama dalam buku-buku sosial, moral dan keagamaan. Pendekatan yang dipakai terlalu materialistik, kering dan membosankan sehingga gagal menyampaikan pesan isi (content provision) sebuah buku.
4.    Strategi Indexing
Dari aspek strategi kemudahan untuk membaca, indexing hampir tak pernah ada dalam buku-buku teks sekolah anak-anak kita. Tidak seperti buku-buku teks semisal di Singapura dan Amerika yang kaya dengan indeks. Buku-buku teks kita miskin inisiatif bahkan untuk sebagian buku teks di perguruan tinggi. Dalam beberapa studi disebutkan ketersediaan indeks dalam buku teks akan menaikkan tingkat analitis dan daya kritis anak terhadap setiap persoalan. Karena dengan indeks seorang anak akan belajar bagaimana melihat kebutuhan pokok bahasan yang sesuai dengan minat dan keinginannya tanpa perlu waktu lama.(MGMPIPS. 2008.)













Daftar Pustaka

Arsyad. Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Tersedia di www.scribd.com (27 september 2010)).

MGMPIPS. 2008. Buku Teks Sekolah. Tersedia di www.Btaviase.co.id (27 September 2010)