Pengertian observasi adalah judul dari artikel kali ini. Observasi dilakukan pada saat kita melakukan kegiatan penelitian untuk mendapatkan suatu data. Di bawah ini adalah pengertian observasi menurut para ahli.
Pengertian observasi menurut para ahli.
Menurut
Arikunto (2010) observasi seringkali diartikan sebagai suatu aktiva yang
sempit, yakni memperhatikan
sesuatu dengan menggunakan mata. Didalam pengertian psikologik, observasi atau
yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Berikut adalah
pengertian observasi dari beberapa sumber :
a.
Dalam Sevilla (1993) pengamatan
dalam istilah sederhana adalah proses dimana peneliti atau pengamat melihat
situasi penelitian. Metode ini sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang
meliputi pengamatan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku bermain
anak-anak dan interaksi kelompok.
b.
Observasi
(Nurkancana, 1986) adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian dengan jalan
mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data-data yang diperoleh
dalam observasi itu dicatat dalam suatu catatan observasi. Kegiatan pencatatan
dalam hal ini adalah merupakan bagian daripada kegiatan pengamatan.
c.
Observasi
(Arifin, 2011) adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,
logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
d.
Menurut
Jogiyanto (2008) observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan
data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya.
e.
Dalam Basrowi (2012) observasi adalah suatu
teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara diteliti serta pencatatan
secara sistematis.
f.
Menurut Powell
(1996) observation is an essential elemen
in gool teaching and program development. In evaluation, it can
be used to secure benchmark and descriptive data during program initiation and
to document program activities, processes and outcomes. observation is
appropriate in the following conditions: when you want direct information; when
you are trying to understand an ongoing behavior, process, unfolding situation
or event; when there is physical evidence, products or outcomes that can be
readily seen; when written or other data collection procedures seem
inappropriate.
g.
Dalam Burhan (2011) Observasi adalah
kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.
h.
Menurut Kartono (1980: 142) pengertian
observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial
dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.
Dari
beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, objektif , logis dan rasional mengenai berbagai fenomena. Observasi
sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
yaitu wawancara dan kuesioner dimana wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek yang lain.
Menurut
Marshall (1995) menyatakan bahwa “through
observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to
those behavior”. Melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dalam Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi
digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Menurut Sudjana (2011)
observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil proses belajar
mengajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajat, tingkah laku guru pada
waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan
penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Melalui pengamatan dapat diketahui
bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat
partisisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya,
kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya.
Observasi
harus dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih
dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkah laku apa yang hendak
diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam pengisisan observasi.
Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas
dalam bentuk uraian mengenai gejala yang tampak dari perilaku individu yang
diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek (√) pada kolom jawaban
hasil observasi jika pedoman observasi yang dibuat telah disediakan jawabannya
(berstruktur).
DAFTAR
PUSTAKA
Amheru. 2010. Bab
IV Teknik Pengumpulan Informasi (Data). Tersedia di http://amheru.staff.gunadarma.ac.id. Diakses tanggal 7 Maret 2014
Arifin Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Arikunto Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
BasrowidanSiskandar. 2012. EvaluasiBelajarBerbasisKinerja. Bandung: Karya Putra Darwati.
Bungin Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Flick, Uwe, 2004 et all eds. 2004. A Companion To
Qualitative Research. London: Sage
Publications.
GussNo. 2013. Pendekatan
Saintifik (Scientific Approach). Tersedia di http://www.slideshare.net/GussNo/pendekatan-saintifik.
Diakses tanggal 10 Maret 2014
Jogiyanto. 2008. Metodologi
Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Marshall, Catherine, Gretchen B Rossman. 1995. Designing Qualitative Research. London:
International Educational and Professional Publisher.
Moleong Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2007. Metode
Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana Wayan, Sumartana. 1983. Evaluasi Pendidikan.Surabaya : Usaha
Nasional.
NarbukoCholiddan Abu Achmadi. 2010. MetodologiPenelitian. Jakarta:
BumiAksara.
Powell Ellen Taylor and Sara Steele. 1996. Program Development and Evaluation,
Collecting Evaluation Data: Direct Observation. University Of Wisconsin
Extension.
Purhantara Wahyu. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rosyid. 2010. Kriterial Observasi.
Tersedia di http://materiobservasi.blogspot.com.
Diakses tanggal 9 Maret 2014
Sevilla Consuelo G, Jesus A. Ochave, Twila G.
Punsalan, Bella P. Regala, Gabriel G. Uriarte. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sugiyono.2010.Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2008. MemahamiPenelitianKualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana Nana.
2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Taniredja Tukiran dan Hidayati Mustafidah. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar).
Bandung: Alfabeta.
Wurya Siti. 2007. Mata Kuliah Psikodiagnotk II (Observasi).
Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-SITI_WURYAN_INDRAWATI/PD2-Teori_Observasi.pdf. Diakses tanggal 7 Maret 2014