BABVI
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
a.
Model Pengembangan menurut Kemp
Menurut
Kemp (dalam Rusdi, 2008) Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang
kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktifitas
revisi. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para
pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum
yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka
seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan. Secara umum model
pengembangan menurut Kemp adalah:
|
Model pengembangan
ini memuat unsur-unsur rencana perancangan pembelajaran sebagai berikut:
1)
Identifikasi
masalah pembelajaran. Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan
baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang
digunakan guru.
2)
Analisis
Siswa, untuk mengetahui tingkah laku awal dan karateristik siswa yang meliputi
ciri, kemampuan dan pengalaman siswa.
3)
Analisis
Tugas yaitu kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran, analisis
konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural untuk memudahkan
pemahaman dan penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran
yang dituangkan dalam RPP dan LKS.
4)
Merumuskan
Indikator. Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan
pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar
siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.
5)
Penyusunan
Instrumen Evaluasi bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria
penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan
untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar. Pemilihan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode,
pemilihan format, yang dapat memberikan pengalaman yang berguna untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
6)
Pemilihan
media atau sumber belajar. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada
penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber
pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran.
7)
Merinci
pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan semua
kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan.
8)
Menyiapkan
evaluasi hasil belajar dan hasil program.
9)
Melakukan
kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan pembelajaran
selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi
dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
b.
Model Pengembangan Pembelajaran Menurut
Dick & Care
Perancangan
pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, yang dikembangkan
oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam Rusdi, 2008). Model pengembangan ini
ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan
komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang
akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Urutan
perencanaan dan pengembangan ditunjukkan pada gambar 10 berikut :
Gambar 10 :
Model Perancangan dan Pengembangan Pengajaran
Menurut Dick & Carey (dalam Rusdi, 2008)
Dari model di
atas dapat digambarkan sebagai berikut:
1)
Identifikasi Tujuan (Identity Instruyctional Goals). Tahap awal model ini adalah
menentukan apa yang diinginkan agar siswan dapat melakukannya ketika mereka
telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin
mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan
sebagai hasil need assessment atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan
belajar siswa di dalam kelas.
2)
Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a goal Analysis). Setelah mengidentifikasi tujuan
pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa.
Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus
lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan carta atau diagram
tentang keterampilan-keterampilan/konsep dan menunjukkan keterkaitan antara
keterampilan konsep tersebut.
3)
Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/Karakteristik Siswa
(Identity Entry Behaviours,
Characteristic) Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan
yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus
dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti
pengajaran. Yang penting juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus
siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas
pengajaran
4)
Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives) Berdasarkan analisis instruksional
dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan
pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan
pembelajaran.
5)
Pengembangan Tes Acuan Patokan (developing criterian-referenced test items). Pengembangan Tes Acuan
Patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengebangan butir assessmen
untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan
6)
Pengembangan strategi Pengajaran (develop instructional strategy). Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan
mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan
meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan
balikan, testing, yang dilakukan lewat aktivitas.
7)
Pengembangan atau Memilih Pengajaran (develop and select instructional materials).
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang
meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
8)
Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (design and conduct formative evaluation).
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.
9)
Menulis Perangkat (design and conduct summative evaluation). Hasil-hasil pada tahap di
atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan
diujicobakan di kelas/diimplementasikan di kelas.
10)
Revisi
Pengajaran (instructional revitions).
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari
evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan
dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami
oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari
hasil implementasi dari pakar/validator.
c.
Model
Pengembangan 4-D
Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model
pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.
Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau
diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan
Penyebaran seperti pada gambar 11 berikut:
Gambar 11 :
Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D Thiagarajan (dalam Rusdi, 2008)
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai
berikut (dalam Rusdi) :
1)
Tahap
Pendefinisian (define). Tujuan tahap
ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di awali
dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya.
Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis awal akhir, (b)
Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e)
Perumusan tujuan pembelajaran.
2)
Tahap
Perancangan (Design ). Tujuan tahap
ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari
empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal
yang menghubungkan antara tahap define dan
tahap design. Tes disusun berdasarkan
hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam kurikukum
KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) Pemilihan media yang
sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) Pemilihan format. Di
dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji
format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara
yang lebih maju.
3)
Tahap
Pengembangan (Develop). Tujuan tahap
ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh
para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan
mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa
yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan
kelas sesungguhnya.
4)
Tahap
penyebaran (Disseminate). Pada tahap
ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala
yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain.
Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
d.
Model PPSI
(Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)
Model pengembangan PPSI
dilakukan untuk rancangan pembelajaran sebagaimana bagan berikut :
Gambar 12 : Model pengembangan
PPSI Menurut Mudhofir (dalam Rusdi, 2008)
Secara
garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus pengembangan
yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan alat evaluasi, (3)
kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5) pelaksanaan
pengembangan. Sesuai bagan di atas, perumusan tujuan menjadi dasar bagi
penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan
kegiatan belajar lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang
selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya
dievaluasi, dan selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan
program kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat evaluasi.
Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada model
pengambangan sistem pembelajaran dan ada pula model pengembangan perangkat
pembelajaran. Diagram diatas menggambarkan bahwa PPSI, model Kemp, model Dick
dan Carey bukan khusus model pengembangan perangkat melainkan model
pengembangan sistem pembelajaran. Jadi terlihat bahwa model Thiagarajan khusus
merupakan pengembangan perangkat pembelajaran yang secara detail menjelaskan
langkah-langkah operasional pengembangan perangkat, model ini lebih terinci dan
lebih sistematis.
Daftar
Pustaka
Rusdi, Andi. 2008. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
[Tersedia]. Online : http://anrusmath.wordpress.com/2008/08/16/pengembangan/.
Diakses Tanggal 13 Desember 2009