BAB II
POKOK-POKOK
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Indikator
Ø Menjelaskan cakupan bahan ajar
Ø Mengidentifikasi fungsi dan manfaat
bahan ajar bagi guru dan peserta didik
Ø Mengidentifikasikan prinsip pengembangan
bahan ajar dan pemilihan materi
Ø Menyebutkan peran pengembangan bahan
ajar
Ø Menjelaskan ciri-ciri bahan ajar
Ø Menjelaskan jenis-jenis bahan ajar
|
1. Cakupan Bahan Ajar
Sebuah
bahan ajar yang baik,paling tidak mencakup antara lain:
a.
Petunjuk belajar
b.
Kompetensi yang akan dicapai
c.
Content/isi materi pembelajaran
d.
Informasi pendukung
e.
Latihan
f.
Petunjuk kerja
g.
Evaluasi
h.
Respon/hasil evaluasi
2. Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar
a. Fungsi
bahan ajar
Fungsi bahan ajar adalah sebagai motivasi
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan materi
pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar
secara optimal. Menurut Furqon (2009), bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
1)
Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
2)
Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3)
Alat evaluasi pencapaian/ penguasaan
hasil pembelajaran
4) Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
5) Membantu siswa dalam proses belajar
6) Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pelajaran.
7) Untuk menciptakan lingkungan / suasana
balajar yang kondusif
b. Manfaat
Bahan Ajar
1)
Bagi guru
Adapun manfaat bahan
ajar bagi guru adalah
a)
Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
b)
Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang
sulit untuk diperoleh.
c) Memperkaya sistem pembelajaran karena dikembangkan
dengan menggunakan berbagai referensi.
d) Menambah khasanah pengetahuan dan
pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
e)
Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara
guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
f) Menambah angka kredit jika dikumpulkan
menjadi buku dan diterbitkan.
2) Bagi
perserta didik
Selain
bermanfaat bagi guru,bahan ajar juga bermanfaat bagi peserta didik, antara
lain:
a)
Kehidupan pembelajaran di sekolah sangat dekat dengan
buku ajar atau bahan ajar.Buku ajar memiliki peran penting yaitu sebagai media
yang digunakan oleh siswa untuk menyerap ilmu (Henrowo:2006) menyatakan sebuah
buku akan membantu menyalakn otak siswa apabila buku tersebut dapat membuatnya
senang dab nyaman sehingga Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b)
Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari
setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
3. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar dan Pemilihan Materi
a. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar.
Adapun prinsip pengembangan bahan ajar
yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah sebagai berikut :
1) Mulai dari yang mudah untuk memahami yang
sulit, dari yang kongkrit untuk memahami yang abstrak.
2) Pengulangan
akan memperkuat pemahaman.
3) Umpan balik positif akan memberikan
penguatan terhadap pemahan peserta didik.
4) Motivasi belajar yang tinggi merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
5) Mencapai tujuan ibarat naik tangga,
setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
6) Mengetahui hasil yang telah dicapai akan
mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan.
b. Prinsip
pemilihan materi bahan ajar
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:
1)
Prinsip relevansi
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran
hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
2)
Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar
dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
3)
Kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
4.
Peran Penting Bahan Ajar
Pendidikan memegang peran penting dalam
mempersiapkan SDM yang berkulitas. Oleh karena itu hendaknya pendidikan
dikelola, baik secara kulitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai bila
pembelajar dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil yang
baik. Hal belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhinya, salah satu faktor yang ada diluar individu adalah tersedianya
bahan ajar yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajarinya sehingga
menghasilkan belajar yang lebih baik selain itu juga gaya belajar learning
style adalah suatu karakteristik kognitif, efektif dan perilaku psikomotoris
sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk pebelajar merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar ( NASSP dalam Ardhana dan
Willis, 1989:4)
Proses penulisan bahan pembelajaran harus memperhatikan
hal-hal berikut :
a.
Kejelasan tujuan pembelajaran ( realistis dan terukur ).
Bahan ajar yang ditulis harus memiliki tujuan yang
jelas dan dapat diketahiu dengan jelas pencapaian pembelajaran yang diharapkan.
b.
Relevansi tujuan pembelajaran dengan kurikulum/SK/KD.
Tujuan dari bahan ajar yang ditulispun harus
disesuaikan denagn kurikulum Maupun standar pencapaian, agar dapat terarah
dengan baik.
c.
Ketepatan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan
dan materi pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan
tujuan yang diharapkan pada tiap materi, jangan sampai nanti justru akan
terjadi penggunaan media yang kurang tepat. Misal, pada materi pengenalan
bangun ruang maka cukup disediakan madia berupa miniatur bangun ruang.
d.
Kesesuaian materi, pemilihan media dan evaluasi
(latihan,test,kunci jawaban) dengan tujuan pembelajaran.
e.
Sistematika yang runtut, logis dan jelas.
Dalam penyusunan bahan ajar harus terusun sesuai
dengan tujuan dan kurikulum yang ada agar dalam penggunaannya pun akan memudahkan
siswa untuk memahaminya.
f.
Interaktifitas
Dalam bahan ajar yang ditulis harus bersifat
interaktif, artinya menggunakan bahasa pengkomunikasian materi yang sesuai
dengan keadaan psikologis siswa. Misal bahan ajar untuk SD, bahasanya lebih
ringan dan adanya penggambaran pada dunia nyata.
g.
Penumbuhan motivasi belajar.
Dari bahan ajar yang ditulis hendaknya dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan member ilustrasi atau
animasi – animasi yang menarik.
h.
Kontektualitas
Bahan ajar yang disusun hendaknya menyajikan contoh
nyata atau permasalahan di kehidupan nyata pada setiap materi, agar dapat
menambah tingkat pemahaman siswa.
i.
Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar.
j.
Kejelasan
uraian materi, pembahasan, contoh, simulasi, latihan.
k.
Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
Evaluasi yang disusun dalam bahan ajar hendaknya tetap
mengarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran yaitu
dengan tetap mengacu pada indicator dan standar kompetensi.
l.
Relevansi dan konsistensi alat evaluasi.
m.
Pemberian umpan balik terhadap latihan dan hasil
evaluasi penilaian yaitu proses penentuan ketepatan pembelajaran. Setiap bab
menyajikan rangkuman atau kesimpulan dan atau soal latihan untuk mengukur
keberhasilan belajar peserta didik sekaligus mengevaluasi ketepatan strategi
pembelajaran.
5. Ciri – Ciri Bahan Ajar yang Baik
Bahan
ajar yang di gunakan dalam proses pembelajaran harus dapat mencapai tujuan yang
di harapkan,sehingga di perllukan bahan ajar yang baik.
Adapun
ciri – cirri bahan ajar yang baik antara lain sebagai berikut:
a. Menimbulkan minat baca.
Biasanyadengan
menyisipkan gambar,table,dan dengan menggunakan warna. Sehingga siswa akan
tertarik membaca bahan ajar tersebut.
b.
Ditulis dan dirancang untuk siswa.
Bahan ajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan
keadaan dan kondisi psikologis siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan. Misalnya, untuk siswa SD bahan ajarnya mengandung unsur
permainan dan ilustrasi yang menarik agar siswa tersebut dapat memahami materi
dengan baik.
c.
Menjelaskan tujuan instruksional.
d. Disusun berdasarkan pola belajar yang
fleksibel.
Maksudnya
adalah bahwa bahan ajar yang disusun dapat diterapkan atau digunakan sesuai
dengan kondisi sekolah maupun kelas.
e. Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan
kompetensi akhir yang akan dicapai.
f. Memberi kesempatan pada siswa untuk
berlatih.
g.
Mengakomodasi kesulitan siswa.
Di dalam bahan ajar tersebut hendaknya dapat mencakup
semua materi dengan lengkap, agar siswa dapat menemukan jawaban dari pertanyaan
dan kesulitan yang dihadapi.
h.
Memberikan rangkuman
Rangkuman merupakan ringkasan pokok – pokok pembahasan
atau materi agar dapat memudahkan siswa dalam mengulas kembali materi yang
telah ada.
i.
Gaya
penulisan komunikatif dan semi formal.
Hal ini menjadikan siswa tertarik untuk membaca dan
tidak bingung dalam memahami materi.
j.
Kepadatan berdasar kebutuhan siswa.
k.
Dikemas untuk proses instruksional.
l.
Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari
siswa.
m.
Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Menurut Furqon
(2009), bahan ajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Substansi
yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau sub
kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
b. Substansi
yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
kompetensi.
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
kompetensi.
c. Tingkat
keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus
sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
d. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas,
runtut, lengkap dan mudah
dipahami.
dipahami.
6. Jenis – Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan bahan ajar
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu bahan cetak (printed) seperti
antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, model/market. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compac
disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact
disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactif teaching material)
seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia
pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning
materials).
Bahan
cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk,jika bahan ajar tersusun secara
baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan (Steffen Peter
Ballstaedt:1994) yaitu:
a.
Bahan
tertulis biasanya menampilkan daftar isi,sehingga memudahkan bagi seorang guru
untuk menunjukan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
b.
Biaya
untuk pengadaanya relatif sedikit
c.
Bahan
tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
d.
Susunannya
menawarkan kemudahan secara luas dan kreatifitas bagi individu.
e.
Bahan
tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja
f.
Bahan
tertulis dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
g.
Pembaca
dapat mengatur tempo secara mandiri
Kita
mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain handout, buku, modul,
brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, worksheet, jobsheet, operation sheet
dan lembar informasi (information sheet).
1.
Handout
Handout
adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan perserta didik. Menurut kamus oxford hal 389, hand oit is prepared
statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi
dengan materi yang diajarkan/KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara
lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
2.
Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya.Oleh pengarangnya isi buku didapat
dari berbagai cara misalnya:hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi
pengamatan, otobiografi, atau hasil imajinasi seseoarang yang disebut sebagai
fiksi.Menurut kamus oxfird hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of
sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover. Buku
adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan
diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan
menggunakan bahan yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik
dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga
menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran
berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk
belajar, buku fiksi akan berisi tentang pikiran-pikiran fiksi si penulis dan
seterusnya.
3.
Modul
Modul merupakan media atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai standar kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak
tentang :
a.
Petunjuk belajar
(petunjuk siswa/guru)
b.
Kompetensi yang akan dicapai
c.
Content atau isi materi
d.
Informasi pendukung
e.
Latihan – latihan
f. Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja
(LK)
g.
Evaluasi
h.
Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat
dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang
peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh
peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik,
dilengkapi dengan ilustrasi.
4.
Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu
masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas
beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi ( kamus
besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian maka
brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan
dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya
yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak maka brosur
didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah
menarik minat peserta didk untuk menggunakannya.
5.
Leaflet
A separate
sheet of printed matter, often folded but not stitched ( Webster’s New World,
1996). Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi
tidak dimatikan/ dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara
cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materi yang dapat menggiring peserta didik untuk mengusai satu atau lebih KD.
6.
Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian
siklus/ proses atau grafik yang bermakna yang menunjukkan posisi tertentu. Agar
wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart
didesain menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik (Andy
sapta:2007). Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan
pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena
didesain sebagai bahan ajar maka walchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan
ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untk berapa lama, dan bagimana
cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup
binatang antara lain ular, tikus dan lingkungannya.
7.
Foto/ Gambar
Foto/ gambar
memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/ gambar
sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan suatu rancangan yang baik agar setelah
selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/ gambar siswa dapat melakukan
sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.
Menurut Weidenmann dalam buku
Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto atau gambar lebih
tinggi maknanya daripada membaca atau mendengar. Melalui menbaca yang dapat
diingat hanya 10% dari mendengar yang diingat 20% dan dari melihat yang diingat
30%. Foto gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan
tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau
bahan tes.
Sebuah
gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat
dilihat dan penuh dengan informasi/ data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar
gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dipelajari.
b. Gambar bermakna dan dapat dimengerti,
sehingga si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
c. Lengkap, rasional untuk digunakan dalam
proses pembelajaran, bahnanya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan
sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa
8.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa
biasanya dapat berupa petunjuk, langkah – langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas
Kompetensi Dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk
mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat
dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku
lain atau referansi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik
dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya
tugas menbaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk
dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau
kerja lapangan, misalnya survei tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu
disuatu tempat.
Macam-macam
LKS berdasarkan jenisnya, antara lain:
a.
Worksheet
Worksheet dianggap berkaitan erat dengan pengertian
lembar kerja. Worksheet juga disebut dengan spreadsheet. Istilah ini sering
diistilahkan untuk perangkat lunak yang mengolah data dalam bentuk tabel.
Beberapa perangkat lunak tersedia untuk mengolah lembar kerja ini, diantaranya
adalah microsoft exel yang diproduksi oleh microsoft.
b.
Jobsheet
Lembar kerja yang berisi tentang pertanyaan –
pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa pada waktu praktek. Judul dari
jobsheet berbeda-beda tergantung apa yang sedang dipraktekan. Contohnya jobsheet
transmisi manual, kliping, sistem kemudi, sistem suspansi, sistem rem.
c.
Operation sheet
Lembar operasi yang menyertai lembar kegiatan siswa
yang digunakan untuk mengerjakan soal-soal, tugas-tugas dan masalah-masalah
yang harus dipecahkan serta mengisi data persoalan pada waktu praktikum.
9. Lembar
informasi (information sheet)
Adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi kepada semua orang
di dunia melalui sebuah website, Koran, majalah dan buku.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad
Sudrajat. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Tersedia di http://akhmadsudrajat.wordpress.com .diakses pada hari
Minggu,26September2010
Andi
Sapta. 2009. Pengembangan Bahan Ajar.
Tersedia di http://andi-sapta.blogspot.com.Diakses pada hari Minggu,26September 2010
Furgon .2009 kriteria
bahan ajar tersedia di http://www.tek-nologipendidikan.co.cc). Diskses
pada hari Minggu,26 September 2010
Wuryantoagus.Pengembangan Bahan Ajar.Tersedia di www.Aguswuryanto.wordpress.com/pengembangan
bahan ajar.diakses
pada hari Minggu,26 September 2010