Thursday, January 16, 2014

Pokok-pokok pengembangan bahan ajar

BAB II
POKOK-POKOK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Indikator
Ø  Menjelaskan cakupan  bahan ajar
Ø  Mengidentifikasi fungsi dan manfaat bahan ajar bagi guru dan peserta didik           
Ø  Mengidentifikasikan prinsip pengembangan bahan ajar dan pemilihan materi
Ø  Menyebutkan peran pengembangan bahan ajar
Ø  Menjelaskan ciri-ciri bahan ajar
Ø  Menjelaskan jenis-jenis bahan ajar


1.      Cakupan Bahan Ajar
Sebuah bahan ajar yang baik,paling tidak mencakup antara lain:
a.       Petunjuk belajar
b.      Kompetensi yang akan dicapai
c.       Content/isi materi pembelajaran
d.      Informasi pendukung
e.       Latihan
f.       Petunjuk kerja
g.      Evaluasi
h.      Respon/hasil evaluasi

2.      Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar
a.       Fungsi bahan ajar
      Fungsi bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan materi pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat melaksanakan tugas belajar secara optimal. Menurut Furqon (2009), bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
1) Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
2) Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3)  Alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil pembelajaran
4)  Membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
5)  Membantu siswa dalam proses belajar
6)  Sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran.
7)  Untuk menciptakan lingkungan / suasana balajar yang kondusif
b.      Manfaat Bahan Ajar
1)      Bagi guru
Adapun manfaat bahan ajar bagi guru adalah
a)      Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
b)      Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh.
c)      Memperkaya sistem pembelajaran karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi.
d)     Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
e)      Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
f)       Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
2)      Bagi perserta didik
Selain bermanfaat bagi guru,bahan ajar juga bermanfaat bagi peserta didik, antara lain:
a)      Kehidupan pembelajaran di sekolah sangat dekat dengan buku ajar atau bahan ajar.Buku ajar memiliki peran penting yaitu sebagai media yang digunakan oleh siswa untuk menyerap ilmu (Henrowo:2006) menyatakan sebuah buku akan membantu menyalakn otak siswa apabila buku tersebut dapat membuatnya senang dab nyaman sehingga Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b)      Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c)      Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.
3.      Prinsip Pengembangan Bahan Ajar dan Pemilihan Materi
a.       Prinsip Pengembangan Bahan Ajar.
Adapun prinsip pengembangan bahan ajar yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah sebagai berikut :
1)      Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkrit untuk memahami yang abstrak.
2)      Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
3)      Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahan peserta didik.
4)      Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar.
5)      Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
6)      Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan.
b.      Prinsip pemilihan materi bahan ajar
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi:
1)      Prinsip relevansi
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
2)      Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
3)      Kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.



4.   Peran Penting Bahan Ajar
Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkulitas. Oleh karena itu hendaknya pendidikan dikelola, baik secara kulitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai bila pembelajar dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada waktunya dengan hasil yang baik. Hal belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor yang ada diluar individu adalah tersedianya bahan ajar yang memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajarinya sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik selain itu juga gaya belajar learning style adalah suatu karakteristik kognitif, efektif dan perilaku psikomotoris sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar ( NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989:4)
Proses penulisan bahan pembelajaran harus memperhatikan hal-hal berikut :
a.       Kejelasan tujuan pembelajaran ( realistis dan terukur ).
Bahan ajar yang ditulis harus memiliki tujuan yang jelas dan dapat diketahiu dengan jelas pencapaian pembelajaran yang diharapkan.
b.      Relevansi tujuan pembelajaran dengan kurikulum/SK/KD.
Tujuan dari bahan ajar yang ditulispun harus disesuaikan denagn kurikulum Maupun standar pencapaian, agar dapat terarah dengan baik.
c.       Ketepatan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan pada tiap materi, jangan sampai nanti justru akan terjadi penggunaan media yang kurang tepat. Misal, pada materi pengenalan bangun ruang maka cukup disediakan madia berupa miniatur bangun ruang.
d.      Kesesuaian materi, pemilihan media dan evaluasi (latihan,test,kunci jawaban) dengan tujuan pembelajaran.
e.       Sistematika yang runtut, logis dan jelas.
Dalam penyusunan bahan ajar harus terusun sesuai dengan tujuan dan kurikulum yang ada agar dalam penggunaannya pun akan memudahkan siswa untuk memahaminya.
f.       Interaktifitas
Dalam bahan ajar yang ditulis harus bersifat interaktif, artinya menggunakan bahasa pengkomunikasian materi yang sesuai dengan keadaan psikologis siswa. Misal bahan ajar untuk SD, bahasanya lebih ringan dan adanya penggambaran pada dunia nyata.
g.      Penumbuhan motivasi belajar.
Dari bahan ajar yang ditulis hendaknya dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan member ilustrasi atau animasi – animasi yang menarik.
h.      Kontektualitas
Bahan ajar yang disusun hendaknya menyajikan contoh nyata atau permasalahan di kehidupan nyata pada setiap materi, agar dapat menambah tingkat pemahaman siswa.
i.        Kelengkapan dan kualitas bahan bantuan belajar.
j.        Kejelasan uraian materi, pembahasan, contoh, simulasi, latihan.
k.      Konsistensi evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
Evaluasi yang disusun dalam bahan ajar hendaknya tetap mengarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran yaitu dengan tetap mengacu pada indicator dan standar kompetensi.
l.        Relevansi dan konsistensi alat evaluasi.
m.    Pemberian umpan balik terhadap latihan dan hasil evaluasi penilaian yaitu proses penentuan ketepatan pembelajaran. Setiap bab menyajikan rangkuman atau kesimpulan dan atau soal latihan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik sekaligus mengevaluasi ketepatan strategi pembelajaran.

5.      Ciri – Ciri Bahan Ajar yang Baik
   Bahan ajar yang di gunakan dalam proses pembelajaran harus dapat mencapai tujuan yang di harapkan,sehingga di perllukan bahan ajar yang baik.
Adapun ciri – cirri bahan ajar yang baik antara lain sebagai berikut:
a.       Menimbulkan  minat baca.
Biasanyadengan menyisipkan gambar,table,dan dengan menggunakan warna. Sehingga siswa akan tertarik membaca bahan ajar tersebut.
b.      Ditulis dan dirancang untuk siswa.
Bahan ajar yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi psikologis siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Misalnya, untuk siswa SD bahan ajarnya mengandung unsur permainan dan ilustrasi yang menarik agar siswa tersebut dapat memahami materi dengan baik.
c.       Menjelaskan tujuan instruksional.
d.      Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel.
Maksudnya adalah bahwa bahan ajar yang disusun dapat diterapkan atau digunakan sesuai dengan kondisi sekolah maupun kelas.
e.       Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
f.       Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih.
g.      Mengakomodasi kesulitan siswa.
Di dalam bahan ajar tersebut hendaknya dapat mencakup semua materi dengan lengkap, agar siswa dapat menemukan jawaban dari pertanyaan dan kesulitan yang dihadapi.
h.      Memberikan rangkuman
Rangkuman merupakan ringkasan pokok – pokok pembahasan atau materi agar dapat memudahkan siswa dalam mengulas kembali materi yang telah ada.
i.        Gaya penulisan komunikatif dan semi formal.
Hal ini menjadikan siswa tertarik untuk membaca dan tidak bingung dalam memahami materi.
j.        Kepadatan berdasar kebutuhan siswa.
k.      Dikemas untuk proses instruksional.
l.        Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa.
m.    Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.
Menurut Furqon (2009), bahan ajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a.       Substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau sub
kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
b.      Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
kompetensi.
c.       Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus
sesuai dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
d.       Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah
dipahami.
     


6.      Jenis – Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/market. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compac disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactif teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk,jika bahan ajar tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan (Steffen Peter Ballstaedt:1994) yaitu:
a.       Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi,sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
b.      Biaya untuk pengadaanya relatif sedikit
c.       Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah.
d.      Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreatifitas bagi individu.
e.       Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca dimana saja
f.       Bahan tertulis dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
g.      Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
Kita mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain handout, buku, modul, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, worksheet, jobsheet, operation sheet dan lembar informasi (information sheet).
1.      Handout  
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan perserta didik. Menurut kamus oxford hal 389, hand oit is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
2.      Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya.Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya:hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengamatan, otobiografi, atau hasil imajinasi seseoarang yang disebut sebagai fiksi.Menurut kamus oxfird hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahan yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang pikiran-pikiran fiksi si penulis dan seterusnya.
3.      Modul
Modul merupakan media atau sarana  pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai standar kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang :
a.       Petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru)
b.      Kompetensi yang akan dicapai
c.       Content atau isi materi
d.      Informasi pendukung
e.       Latihan – latihan
f.       Petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja (LK)
g.      Evaluasi
h.      Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.
4.      Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi ( kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didk untuk menggunakannya.
5.      Leaflet
A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched ( Webster’s New World, 1996). Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/ dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk mengusai satu atau lebih KD.
6.      Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian siklus/ proses atau grafik yang bermakna yang menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik (Andy sapta:2007). Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar maka walchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untk berapa lama, dan bagimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara lain ular, tikus dan lingkungannya.
7.      Foto/ Gambar
Foto/ gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/ gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan suatu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/ gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto atau gambar lebih tinggi maknanya daripada membaca atau mendengar. Melalui menbaca yang dapat diingat hanya 10% dari mendengar yang diingat 20% dan dari melihat yang diingat 30%. Foto gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut :
a.       Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/ data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dipelajari.
b.      Gambar bermakna dan dapat dimengerti, sehingga si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
c.       Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahnanya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa
8.      Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa biasanya dapat berupa petunjuk, langkah – langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas Kompetensi Dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referansi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas menbaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survei tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu disuatu tempat.
Macam-macam LKS berdasarkan jenisnya, antara lain:
a.       Worksheet
Worksheet dianggap berkaitan erat dengan pengertian lembar kerja. Worksheet juga disebut dengan spreadsheet. Istilah ini sering diistilahkan untuk perangkat lunak yang mengolah data dalam bentuk tabel. Beberapa perangkat lunak tersedia untuk mengolah lembar kerja ini, diantaranya adalah microsoft exel yang diproduksi oleh microsoft.
b.      Jobsheet
Lembar kerja yang berisi tentang pertanyaan – pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa pada waktu praktek. Judul dari jobsheet berbeda-beda tergantung apa yang sedang dipraktekan. Contohnya jobsheet transmisi manual, kliping, sistem kemudi, sistem suspansi, sistem rem.
c.       Operation sheet
Lembar operasi yang menyertai lembar kegiatan siswa yang digunakan untuk mengerjakan soal-soal, tugas-tugas dan masalah-masalah yang harus dipecahkan serta mengisi data persoalan pada waktu praktikum.
9.      Lembar informasi (information sheet)
Adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi kepada semua orang di dunia melalui sebuah website, Koran, majalah dan buku.



DAFTAR PUSTAKA


Akhmad Sudrajat. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Tersedia di http://akhmadsudrajat.wordpress.com .diakses pada hari Minggu,26September2010

Andi Sapta. 2009. Pengembangan Bahan Ajar. Tersedia di http://andi-sapta.blogspot.com.Diakses pada hari Minggu,26September 2010

Furgon  .2009 kriteria bahan ajar tersedia di http://www.tek-nologipendidikan.co.cc). Diskses pada  hari Minggu,26 September 2010

Wuryantoagus.Pengembangan Bahan Ajar.Tersedia di www.Aguswuryanto.wordpress.com/pengembangan bahan ajar.diakses pada hari Minggu,26 September 2010